Taper Tantrum Itu Apa Sih & Apa Dampaknya Bagi Pasar Modal ?


Taper Tantrum merupakan kebijakan mengurangi nilai pembelian aset, seperti Obligasi ataupun Quantitative Easing (QE) yang dilakukan oleh The Fed (Bank Sentral Amerika Serikat).


Taper Tantrum sebenarnya terjadi di AS tapi kenapa bisa menjadi ramai belakangan ini ya ?


Karena, apabila Taper Tantrum kembali terjadi, maka aliran modal akan keluar dari negara Emerging Market dan kembali ke AS sehingga bisa memicu gejolak pasar keuangan termasuk di negara Indonesia.


Nah, efek dari Taper Tantrum ini bisa saja menyebabkan kurs rupiah semakin tertekan, suku bunga menjadi naik, dan IHSG pun pasti akan bergejolak.


Baca juga : Inilah Daftar 5  IPO Terbesar Di Indonesia

Taper Tantrum mengacu pada kepanikan sebagian besar investor pada tahun 2013 yang memicu lonjakan hasil Treasury AS setelah mengetahui bahwa The Fed perlahan-lahan menghentikan program pelonggaran Quantitative Easing (QE).


Kekhawatiran utama di balik Taper Tantrum bersumber dari ketakutan bahwa pasar akan runtuh akibat pengentian QE.


Pelonggaran Quantitative Easing sendiri merupakan kebijakan Bank Sentrak AS untuk mendorong ekonomi setelah krisis 2008.

Quantitative Easing mencakup pembelian Obligasi dan Sekuritas lainnya dalam jumlah besar. Secara teori, hal ini meningkatkan likuiditas di sektor keuangan untuk menjaga stabilitas dan mendorong pertumbuhan ekonomi.


Indikasi pertama yang paling terlihat jelas ketika Taper Tantrum dilakukan oleh The Fed adalah adanya kenaikan imbal hasil US Treasury (terkadang akan sangat terlihat pada Obligasi jangka panjang, lebih dari 5 tahun).


Dan hal ini akan menekan harga Obligasi dan menaikan Yield US Treasury karena The Fed adalah salah satu pembeli terbesar dengan anggaran hingga triliunan dollar AS. Sekalipun Obligasi tersebut diserap Fund Manager tetap akan menurunkan harga Obligasi karena Supply lebih dari Demand saat The Fed jual barang (Obligasi).


Bahaya pertama yang akan menghantam pasar adalah adanya Capital Outflow dari Emerging Market dan akan kembali ke AS (karena Yield US Treasury naik).


Selain itu jika The Fed membuat "combo" dengan kebijakan pengetatan likuiditas dengan menaikan suku bunga maka akan langsung direspon oleh pasar dengan capital outflow dari pasar saham menuju pasar Obligasi dan berkurangnya "uang untuk dilarikan di pasar saham". Tentu saja yang akan terjadi setelahnya adalah "tertekannya pasar saham" dan berpotensi untuk mengalami penurunan.


Nah itu penjelasan mengenai Taper Tantrum dan Dampak Bagi Pasar Modal, semoga bermanfaat


(sc/msi-psid)

Post a Comment (0)
Previous Post Next Post