Belajar Indikator Moving Average


Banyak sekali yang bertanya mengenai indikator moving average, lalu apa sih moving average itu ?


Moving Average (MA) itu merupakan indikator yang didasarkan pada price action sebelumnya, tujuan dari moving average adalah untuk mengetahui pergerakan harga saham selama jangka waktu tertentu, serta mengetahui batas support dan juga resisten di dalam suatu aset.


Selain menganalisa pasar, trader biasany menggunakan Moving Average (MA) untuk menunjukan area perdagangan dan mengidentifikasi trend pada saat itu.


Dalam perdagangan di pasar modal, moving average biasanya dilihat dengan menganalisa pergerakan grafik candlestick. Moving average membantu trader mengisolasi trend dalam keamanan atau pasar, ataupun kekurangannya.


Strategi ini juga bisa berguna untuk memberikan sinyak ketika trend mungkin berbalik, saat melakukan analisa dengan menggunakan indikator moving average, kamu bisa mengatur peride waktu yang diperhitungkan supaya hasilnya lebih akurat.


Periode analisa bisa mengacu pada jangka waktu yang ingin kamu amati pada grafik candlestick, baik itu dalam perhitungan jam, hari, maupun dalam minggu.


Baca juga : Tips Cara Menentukan Titik Support


Lalu kapan sih waktu yang tepat untuk melakukan analisa dengan indikator Moving Average ?


Pada dasarnya waktu atau panjang moving average yang kamu gunakan harus disesuaikan dengan gaya trading kamu masing-masing.


Jika kamu adalah trader jangka pendek misalnya, maka moving average yang lebih pendek akan lebih efektif untuk jenis trading kamu.


Namun jika kamu adalah seoarang trader atau investor jangka panjang, kemungkinan besar juga kamu akan membutuhkan moving average dengan periode yang lebih lama, supaya bisa mendapatkan hasil yang lebih baik dan juga akurat.

Moving average mengungkapkan harga rata-rata suatu instrumen yang bisa diperdagangkan dalam periode waktu tertentu.


Ada beberapa cara untuk menghitung rata-rata moving average, setiap trader memiliki metode perhitungan yang pastinya berbeda-beda tergantung kebutuhannya masing-masing.


Berikut adalah jenis-jenis dari indikator moving average :


1. Simple Moving Average


Simple Moving Average (SMA) merupakan indikator teknis dengan menghitung kisaran harga pembuka atau harga penutupan, dibagi dengan jumlah periode waktunya.


Simpe moving average (SMA) sering kali digunakan untuk menunjukan trend harga dalam periode waktu tertentu.


Jika (SMA) mengarah ke atas, maka ini akan menandakan harga sedang naik. Namun sebaliknya, jika (SMA) mengarah ke bawah, maka ini menandakan tren harga sedang turun.


2. Exponential Moving Average (EMA)


Jika Simple Moving Average (SMA) memberikan bobot yang sama untuk setiap nilai pada tiap periode waktu, berbeda dengan Exponential Moving Average (EMA) yang akan memberi bobot yang lebih besar pada harga terkini.


EMA biasanya dilihat sebagai indikator tren harga yang lebih tepat waktu. Maka dari itu, banyak trader yang lebih suka menggunakan teknik ini dibandingkan dengan SMA.


Biasanya, EMA jangka pendek menggunakan kurun waktu sekitar 12 dan 26 hari, sedangkan untuk EMA jangka panjang trader membutuhkan analisis menggunakan kurun waktu 50-200 hari.


Lalu manakah yang menurut kamu lebih baik ?


Pada prinsipnya, tidak ada istilah yang lebih baik, SMA dan EMA memiliki perannya masing-masing. Kamu bisa memilih sesuai dengan kebutuhan pada saat menyusun strategi.


Kendati begitu, perbedaan keduanya terletak pada kecepatan perubahan arahnya, secara umum EMA lebih unggul dalam hal kecepatan. Pasalnya, EMA lebih sensitif terhadap data terkini perubahan harga, sehingga lebih responsif dan bisa memberikan sinyal yang lebih cepat. Akan tetapi, perhitungan EMA lebih rumit jika dibandingkan dengan SMA.

Post a Comment (0)
Previous Post Next Post