Modal Yang Harus Kamu Siapkan Untuk Investasi Saham


Kalau ngomongin masalah saham, rasa-rasanya kamu sudah tahukan apa yang dimaksud dengan saham ?

Saham adalah salah satu jenis passive invome yang banyak digemari oleh masyarakat untuk saat ini. Coba bayangkan, kamu hanya perlu duduk di rumah dan menyisihkan sebagian uang.

Kamu sudah bisa menghasilkan untung dari uang yang kamu ubah jadi saham tersebut. Lalu berapa sih modal yang dibutuhkan untuk membeli saham ?

Sebenarnya jumlah modal ini bisa kamu sesuaikan lagi dengan beberapa hal, contohnya sebagai berikut :

1. Harga saham perusahaan yang kamu targetkan
2. Jumlah saham yang ingin kamu beli
3. Biaya transaksi (sekuritas, potongan reksadana, dan lain sebagainya)

Kita contohkan saja ya :

Misalnya kamu membeli 200 lot saham dari perusahaan A dengan harga Rp 1.500 /lot, biaya transaksi yang perlu kamu bayarkan dalam pembelian ini adalah 0,5%.

Maka dana yang harus kamu siapkan adalah sebagai berikut :

1 lot = 100 lembar saham
Harga /lot = Rp 1.500
Harga /lembar = Rp 15

Harga beli saham : 200 x Rp 1.500 = Rp 300.000
Biaya transaksi : 0,5% x Rp 300.000 = Rp 1.500
Total modal yang diperlukan :  Rp 300.000 + Rp 1.500 = Rp. 301.500

Jadi, total modal yang diperlukan untuk membeli 200 lot saham dari perusahaan A adalah Rp 301.500

Sebenarnya setiap saham harganya berbeda-beda, mungkin ada yang lebih murah dari contoh di atas dan juga ada yang lebih mahal dari itu, jadi modal yang ingin kamu siapkan tergantung saham apa yang ingin kamu beli.


Setelah kamu bisa menghitung rincian biaya yang perlu kamu siapkan, sekarang kamu harus mengerti mengenai jenis-jenis saham yang bisa dijadikan referensi untuk berinvestasi, tapi ingat ya kalau kita tidak pernah merekomendasikan saham apa yang harus dibeli maupun di jual.

Ada beberapa jenis saham yang bisa kamu jadikan sarana investasi sesuai dengan profil risiko yang kamu pilih, dan berikut penjelasan dari kita

1. Saham Blue Chip (Blue Chip Stocks)

Saham Blue Chip merupakan saham dari perusahaan yang tergolong besar dan ternama dalam sektor industrinya. Perusahaan blue chip merupakan perusahaan yang terbukti mampu menghasilkan dividen yang tinggi dan juga stabil bagi para investor selama bertahun-tahun lamanya.

2. Saham pendapatan (Income Stocks)

Saham pendapatan merupakan saham dari perusahaan yang tidak sebesar blue chip. Namun, perusahaan semacam ini punya trend pertumbuhan dividen yang bagus dari tahun ke tahun.

3. Saham bertumbuh (Growth Stocks)

Saham bertumbuh atau biasa disebut Growth Stocks mirip seperti blue chip namun belum terlalu stabil. Dividen dari perusahaan tersebut dapat rendah di tahun ini dan bisa jadi meroket di tahun berikutnya. Tapi dari segi trend, dividen yang dihasilkan terus mengalami pertumbuhan.

4. Saham spekulatif (Speculative Stocks)

Saham spekulatif adalah saham yang tidak dapat menghasilkan dividen banyak secara konsisten. Akan tetapi, berpotensi menghasilkan dividen tinggi di masa depan nanti.

5. Saham kontra siklus (Counter-Cyclical Stocks)

Saham kontra-siklus merupakan saham yang bisa menghasilkan dividen tinggi dan stabil di masa-masa tertentu saja. Misalnya masa resesi / pandemi seperti saat ini. Harga saham semacam ini juga meroket hanya di beberapa waktu tertentu.

Nah itu merupakan jenis-jenis saham yang perlu kamu ketahui. Agar lebih aman, sebaiknya kamu tidak menaruh semua budget yang kamu punya hanya ke satu perusahaan saja, semakin banyak jenis saham yang kamu miliki, maka kesempatan untung kamu juga akan semakin besar.

2 Comments

  1. Iya sih bener, semua tergantung kita mau beli saham apa dan disitu sudah disesuaikan dengan trading plan kita :)

    ReplyDelete
Post a Comment
Previous Post Next Post