Dalam bertransaksi di dunia trading, kamu pasti selalu dihadapkan dengan rugi dan untung.
Bahkan seorang trader profesional pun bisa mengalami kerugian akibat salah menganalisa waktu untuk beli maupun waktu untuk menjual saham.
Pentingnya pemahaman mengenai kapan kamu harus menjual saham ataupun membeli saham itu supaya aktifitas trading kamu tidak boncos,
Keterampilan menentukan kapan harus take profit sama pentingnya dengan keterampilan memilih dan membeli saham.
Dasar dari take profit adalah kondisi pasar yang tidak efisien, sehingga pasti ada momen optimis berlebihan dan pesimis juga yang berlebihan. Jadi kita bisa memanfaatkan siklus tersebut.
Apakah kamu pernah mendengar kata-kata beli di pucuk ? itu karena kamu tidak tahu bagaimana cara menentukan kapan kamu harus membeli saham.
Dan jika kamu pernah mendengar, kenapa tidak jual tadi aja ya padahal lumayan tuh ? itu juga sama, kamu tidak bisa menentukan kapan waktu untuk menjual saham
Nah disini kita sama-sama akan belajar untuk mengurangi resiko tersebut, dan inilah 6 Tips Untuk Menentukan Waktu Terbaik Menjual Saham.
1. Selalu Take Profit Bertahap
Kamu harus belajar supaya selalu take profit secara bertahap sesuai jumlah lot yang kamu miliki dan usahakan untuk tidak menjualnya sekaligus, meskipun kita tidak tahu apakah besok harga sahamnya akan naik lagi atau bahkan turun.
Karena ketika harga saham sudah naik tembus harga wajar, sering kali harga sahamnya akan mampu naik lebih tinggi lagi. Dan ketika itu terjadi, kamu masih memiliki banyak saham untuk dijual.
Untuk menentukan berapa lot yang harus dijual supaya tidak terlalu banyak maupun terlalu sedikit, itu semua tergantung peluang dan resiko dari saham tersebut.
Kalau kamu yakin dengan kinerja emiten tersebut di tahun depan akan lebih membaik sehingga bisa menurunkan valuasinya, kamu mungkin hanya akan take profit 1 lot per hari.
Baca juga : Cara Sederhana Membaca Candlestick
Jika emitennya memiliki resiko yang lebih tinggi, mungkin kamu bisa take profit setengah dari kepemilikan terlebih dahulu, lalu kamu bisa take profit secara bertahap. Misalnya 1/10, 1/20 atau bahkan 1/100 dari lot yang kamu miliki perhari dan usahakan sesuai resiko.
Namun ada pengecualian untuk take profit jika kinerja emiten selalu turun lalu tiba-tiba harga sahamnya naik tinggi, kamu bisa menjual seluruh saham yang kamu miliki.
2. Jual Ketika Tembus Harga Wajar
Cara termudah menentukan kapan kamu harus mulai take profit adalah dengan melihat harga wajar. Ketika harga saham tersebut tembus harga wajar, maka waktunya kamu mulai take profit.
Sebenarnya ada banyak cara menentukan harga wajar, bisa menggunakan dividen yield atau yang lainnya.
Ketika harga saham naik hingga dividen yield turun di bawah 3% misalnya, kamu harus sudah mulai take profit.
3. Take Profit Saham Kinerja Naik
Kamu harus tetap melakukan take profit pada saham yang kinerjanya naik, jika dirasa kenaikan harga saham lebih tinggi dibandingkan kenaikan kinerjanya, lalu hasil take profit tersebut bisa kamu alihkan ke saham yang masih undervalue.
Contoh :
Harga wajar saat ini adalah Rp. 3.000 dan karena kinerjanya naik maka estimasi harga wajar tahun depan adalah Rp. 3.500, maka saat harga saham menyentuh harga wajar yaitu Rp. 3.000 kamu bisa melakukan take profit secara bertahap, misalnya take profit setengah lot yang kamu miliki.
Lalu setengah lot sisanya kamu biarkan dan jika tembus di harga wajar Rp. 3.500 kamu bisa take profit hingga habis.
4. Memanfaatkan Momentum ARA
Ketika harga saham mengalami ARA atau Auto Reject Atas, kamu bisa take profit sebagian meskipun masih di harga wajar.
Ketika besoknya harga saham tersebut ARA lagi, kamu bisa take profit lagi, namun jika besoknya ternyata tidak ARA, kamu bisa berhenti take profit jika masih di harga wajar.
Jika benar besoknya ARB atau Auto Reject Bawah, kamu sebenarnya sudah untung karena sempat menjual dan bisa membeli kembali di harga lebih murah.
5. Bagaimana Jika Besoknya Harga Turun ?
Ini sering menjadi dilema bagi para investor maupun trader saat hendak menjual sahamnya. Seringkali kamu merasa ini adalah harga puncak dan kamu bisa menjual semuanya, ternyata harga sahamnya naik lebih tinggi lagi.
Terkadang pula saat kita tidak menjual karena merasa masih di harga wajar atau bisa terus naik, besoknya justru turun terus.
Kamu tidak mungkin bisa menentukan kapan harga puncaknya terus menerus, jika harga saham turun tapi masih di atas harga wajar, maka kamu tetap bisa melakukan take profit namun kamu bisa melakukannya secara bertahap, misalnya 1 lot perhari.
Jika besoknya harga saham tersebut terus turun hingga kembali ke harga wajar, tentu kamu harus berbalik posisi untuk membelinya.
Baca juga : Modal Yang Harus Kamu Siapkan Untuk Investasi Saham
6. Take Profit Jumlah Lot Sedikit
Kalau kamu hanya memiliki sedikit saham, baik itu karena modal kita masih sedikit atau karena harga per lotnya yang mahal, kamu bisa lakukan take profit lebih jarang.
Kamu tidak harus menjualnya tiap hari jika sisa lot yang kamu miliki sangat sedikit dan kamu bisa melakukan take profit ketika merasa perlu. Entah karena melihat posisi harga sudah naik lebih tinggi sehingga kamu harus segera take profit atau melihat indikasi harga saham tersebut akan turun.
Nah itu tips untuk menentukan kapan waktu terbaik untuk menjual saham.