Bergabungnya Telkomsel Dengan GOTO


Keputusan Telkom lewat anak usahanya yaitu Telkomsel berinvestasi di GOTO pasti menjadi sebuah perbincangan public dan banyak pertanyaan yang bermunculan.


Kenapa tidak mau mengembangkan bisnis seluler 4G / 5G saja ?


Apakah tidak mau akusisi pelanggan seluler dari operator lain biar semakin besar costumer base-nya ?


Bisnis data internet apakah sudah tidak menarik ?


Atau tidak mau nambah banyak tower saja ?


Alasan bergabungnya Telkomsel dengan GOTO bukan hanya sekedar berinvestasi jangka pendek lhoo tapi juga jangka panjang. 


Jadi kamu jangan hanya melihat dari naik turunnya harga saham secara harian ya, apalagi GOTO adalah bintangnya decacorn Indonesia yang paling lengkap ekosistemnya, ada Gojek, Gopay, Loket, Tokopedia, Loketcom, Midtrans dan juga Bank Jago.


Lalu kenapa investasi jangka panjang Telkomsel di GOTO itu penting banget ? nih mimin kasih tau ya... hehehe


1. Perusahaan teknologi digital akan menjadi tulang punggu ekonomi Indonesia


2. Indonesia merupakan negata utama dengan pemain digital berkelas seperti GOTO, Blibli, Ajaib, dan juga Traveloka


3. Ekonomi digital akan terus tumbuh 8x lipat dari Rp. 632 triliun menjadi Rp. 4.531 triliun di tahun 2030 mendatang (menurut data kementrian Perdagangan RI)


Penurunan harga saham emiten teknologi digital terjadi di seluruh dunia kok, bukan hanya di Indonesia saja ya, contohnya saham sekelas Apple saja turun dari level $182 ke $137 per lembar. Penurunan dari level tertingginya diatas 24% di tahun 2022 ini.


Baca juga : 6 Tips Untuk Menentukan Waktu Terbaik Menjual Saham


Lalu berapa sih jumlah saham GOTO yang dipegang Telkomsel ?


Bulan Mei 2022, jumlah saham GOTO yang dimiliki Telkomsel mencapai 23.722.133.875 lembar atau lebih dari 2% keseluruhan total saham 1,13 triliun lembar yang di terbitkan.


Jumlah ini lebih banyak sedikit dari kepemilikan Cofounder Tokopedia yaitu William Tanuwijaya yang pegang 20.98 miliar saham atau setara 1.77% lhoo.


Melihat laporan keuangan Telkom ada catatan unrealized loss dari investasi Telkomsel di GOTO sebesar Rp 881 miliar


Buat kamu yang berpikiran jangka pendek pasti ini dianggap sebagai sebuah kerugian hehe... Padahal untuk menjadi sebuah perusahaan yang memiliki return pengembalian investasi pasca go public butuh waktu di atas 5 tahun.


Seperti Amazon pun butuh waktu 6 tahun sejak IPO untuk menjadi sebuah perusahaan dengan laporan keuangan yang profitable.


Jika melihat turunnya harga jangan dianggap sebagai refleksi dari buruknya kinerja perusahaan di masa depan ya, saham GOTO pun yang sempat turun ke level 181 sempat membuat market gonjang ganjing.


Mimin pernah dengan kalau ada yang bilang "Bukan jadi pendorong, malah jadi pemberat IHSG". Namun kini saham GOTO sudah rebound dan menjadi pendorong IHSG selama 2 hari terakhir saat saham bluechip terkoreksi.


Kini GOTO hanya -10% dari harga perdananya lhoo.. dan sudah mulai memantul 67% dari level harga terendahnya.


Alasan kenapa investasi Telkomsel di GOTO ini sangat strategis adalah..


1. Ikut serta dalam industri digital di Indonesia


2. Potensi kerjasama dengan ekosistem digital yang lengkap


3. Jadi bagian "World Class Investor" di decacorn unggulan


4. Investasi pada perusahaan lokal yang dibanggakan karena dipakai banyak orang


5. Penetrasi ke market GOJEK dan TOKOPEDIA


Dan cara berinvestasi sebuah institusi atau korporasi sangat berbeda dengan trading saham yang sering dilakukan para trader atau individu, jika orang per orang mungkin punya prinsip "yang penting cuan".


Namun bagi entitas seperti TLKM yang anak usahanya berinvestasi di perusahaan teknologi digital GOTO punya perspektif yang panjang.


Selain bertujuan untuk berperan dalam bagian ekosistem digital masa depan, berinvestasi ini sejalan dengan konsep sinergitas usaha dan perluasan portfolio investasi Telkomsel di dunia digital.


Naik turunnya harga saham setelah IPO merupakan sebuah kewajaran, banyak cibiran bahwa Telkomsel berinvestasi di perusahaan yang masih merugi sehingga tidak bisa merasakan cuan saat ini merupakan sebuah asumsi yang kurang pas.


Dan kita sebagai masyarakat Indonesia seharusnya bangga ya, semoga produk Indonesia semakin mendunia.

Post a Comment (0)
Previous Post Next Post