Cara Sederhana Membaca Candlestick

Dalam aktifitas trading kamu sehari-hari pastinya tidak asing ya dengan yang namanya candlestick, kamu juga pasti sering lihat bagaimana setiap harinya kondisi market, karena sejatinya kondisi market itu tidak ada yang tahu.

Pergerakan candlestick pastinya akan selalu berubah, naik turunnya harga saham di market karena banyaknya permintaan maupun penjualan dan pastinya akan merubah arah candlestick tersebut.

Mungkin untuk para pemula sangat sulit untuk membaca arah candlestick, karena dorongan untuk belajar membaca candlestick akan lebih rendah jika dibandingkan dengan mendengar sinyal-sinyal yang diberikan teman-teman kamu setiap harinya.

Namun jika kamu sudah mulai belajar apa itu candlestick, bagaimana cara membaca candlestick, dan masih banyak lainnya, kamu akan bisa dengan sendirinya tanpa harus meminta sinyal setiap harinya dari teman-teman kamu.

Untuk kamu yang pemula, ada beberapa tips membaca candlestick yang paling sederhana untuk kondisi market bearish.

Baca juga : Saham Itu Judi Atau Bukan ? Berikut Penjelasannya.

Sebelum masuk ke cara membaca candlestick, kamu harus tahu terlebih dahulu mengenai market bearish.

Bearish merupakan suatu kondisi pasar dimana harga pasar sedang mengalami penurunan, kondisi seperti ini bisa saja diakibatkan karena investor atau trader menjual sahamnya secara bersamaan yang bisa menyebabkan penurunan.

Penurunan kondisi pasar modal juga bisa dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya dari pertumbuhan ekonomi yang melambat bahkan tidak stabil.

Nah, kalau kamu sudah tahu apa itu bearish, yuk kita simak cara membaca candlestick.

1. Marubozu

Marubozu merupakan salah satu pola candlestick paling mendasar, dengan ciri-ciri yang paling mencolok dari candlestick marubozu ini adalah absennya jarum di tubuh candlestick, dikarenakan harga pembukaan (Open Price) sama dengan harga terendah, dan harga penutup sama dengan harga level tertinggi.

Marubozu juga dikenal dengan candlestick yang tidak memiliki shadow atau ekor, jadi harga open atau harga pembuka sama dengan harga penutup atau sama-sama pada posisi minimum maupun maksimum.

2. Standart

Ciri-ciri dari candle standart adalah jika candle membentuk body dan ekor atas dan bawah. Untuk memahami candlestick ini, kamu harus melihat pergerakan harga sebelumnya.

Misalkan jika dalam kondisi market bearish maka kelanjutannya pun akan bearish, begitupun sebaliknya.

3. Hammer

Sesuai namanya, pola candlestick Hammer ini memiliki bentuk seperti palu. Dengan lower shadow yang panjang dan body yang kecil. 

Pola ini mengindikasikan kondisi reversal bullish atau pembalikan harga dari turun menjadi naik pada saat downtrend.

Hammer bisa menjadi tanda bahwa suatu saham akan Rebound (dari yang downtrend menjadi uptrend), dan Hammer bisa menjadi tanda uptrend jika keesokan harinya harga saham tersebut break atau melewati batas high pada candle Hammer.

4. Spinning Top

Spinning Top memiliki ciri khas yaitu memiliki dua shadow memanjang di bagian atas dan bawah dengan body yang kecil. 

Grafik ini biasanya dianggap netral, karena dalam periode tersebut terjadi kebuntuan, jika muncul saat uptrend atau trend naik artinya lebih banyak seller atau penjual di pasar. Namun sebaliknya, jumlah buyer atau pembeli lebih banyak direpresentasikan oleh Spinning Top yang muncul saat downtrend.

5. Inverted Hammer

Tadi kita sudah bahas Hammer, kali ini adalah Inverted Hammer atau palu terbalik. Pola candlestick ini lazimnya menunjukan sinyal Bullish, karena meski harga telah jatuh, tetapi buyer masih berhasil menutup sesi dengan harga open.

Dan yang perlu kamu tahu jika membaca candlestick saat market bearish adalah dengan ditandai warna merah. 

Setelah kamu membaca artikel ini jangan lupa untuk belajar mengaplikasikannya ya saat kamu melakukan trading harian, karena semakin lama kamu memahami kondisi market maka kamu akan mahir dalam trading.

Post a Comment (0)
Previous Post Next Post