Mengenal Istilah Right Issue


Jika kamu merupakan seorang trader maupun investor, pastinya sudah tidak asing dengan istilah Right Issue,  karena dalam dunia saham right issue sangat santer terdengar ya. Nah disini kita akan mengenal istilah right issue.


Right issue itu apa sih ?


Right issue merupakan penerbitan saham baru dimana saham tersebut di prioritaskan untuk pemegang saham atau investor lama.


Secara sederhama arti right issue adalah hak yang diberikan kepada investor lama untuk membeli saham baru yang diterbitkan sebelum saham baru tersebut ditawarkan kepada investor lain.


Perusahaan biasanya melakukan right issue dengan berbagai tujuan ya, seperti menambah modal kerja, mendukung rencana aksi korporasi, ekspansi bisnis atau bisa juga untuk membayar hutang.


Pemberian right issue biasanya berdasarkan rasio, misalnya rasio 1:2, yang artinya setiap pemegang satu lembar saham diberikan hak terlebih dahulu untuk membeli 2 lembar saham.


Baca juga : 5 Tips Menemukan Saham Multibagger


Kita contohkan ya.. hehe


Seorang investor bernama Andi memiliki 10.000 lembar saham pada PT. ABCDE, perusahaan kemudian melakukan right issue dengan rasio 1:2


Artinya, Andi diberikan hak untuk membeli saham sebanyak 2x dari jumlah sahamnya saat ini, yaitu 10.000 x 2 = 20.000 lembar saham.


Lalu apabila hak ini tidak digunakan investor lama, maka bisa diambil oleh investor yang baru. Konsekuensinya apabila investor lama tidak membeli saham baru yang diberikan lewat right issue, maka porsi persentase saham investor lama akan berkurang atau biasa disebut terdilusi.


Contoh right issue terbesar yang pernah terjadi di Indonesia adalah right issue BBRI atau PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. Right issue BBRI tersebut berhasil meraup dana sebesar Rp 95,9 triliun dan menerbitkan 28,6 miliar saham baru.


Dana hasil right issue tersebut digunakan oleh BBRI untuk pembentukan Holding BUMN Ultra Mikro (UMI) bersama pegadaian dan PNM.


Saham satu cara untuk menghimpun dana yang dapat dilakukan oleh perusahaan yang sudah tercatat di BEI atau Bursa Efek Indonesia adalah dengan melakukan right issue. Right issue juga sering dikenal dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD).


Ketika sebuah perusahaan melakukan right issue, jumlah lembar saham yang tersebar ke public akan semakin banyak, sehingga setiap pemegang saham perusahaan tersebut harus "membagikan" EPS-nya (Earning Per-Share) kepada lembaran saham yang baru tersebut.


Hal ini bisa memberikan Risk & Reward tersendiri loh terutama bagi investor, dan sering kali investor ritel dikecewakan oleh keputusan ini.


Jika seandainya perusahaan melakukan right issue untuk bayar hutang dan ini sering kali menjadi pilihan terakhir perusahaan untuk melunasi hutang yang sudah menumpuk, perusahaan hanya akan menghapuskan beban bunga mereka, namun tidak akan menambah EPS perusahaan dengan signifikan.


Memang dengan hilangnya beban bunga, perusahaan akhirnya akan berpotensi untuk meningkatkan keuntungan mereka. Namun dengan lembar saham yang semakin banyak, total pendapatan perusahaan juga akan terbagi semakin kecil.


Hal ini juga tidak menjadi jaminan perusahaan tidak akan berhutang lagi, dan jika perusahaan terbiasa untuk melakukan right issue untuk membayar hutang, tentu akan sangat merugikan sekali.


Dan ketika perusahaan terbeban hutang yang banyak dan merugit terus menerus, biasanya harga sahamnya juga akan turun dengan cepat.


Baca juga : Bergabungnya Telkomsel Dengan GOTO


Nah, ketika perusahaan right issue di saat valuasinya cukup rendah, hal ini tentu akan merugikan investor ritel yang sempat membeli pada saat harga masih tinggi.


Investor ritel terpaksa membagi EPS mereka kepada orang-orang terpilih yang membeli perusahaan tersebut dengan valuasi yang lebih murah.


Lalu apakah bisa right issue menjadi bermanfaat untuk perusahaan ? dan bagaimana ciri-cirinya untuk right issue yang baik itu ?


Right issue yang baik dilakukan saat harga overvalued atau diatas harga pasar, hal ini mungkin dilakukan oleh manajemen perusahaan disaat perusahaan mampu mendapatkan keuntungan yang baik dan stabil dalam beberapa tahun kebelakang.


Ketika manajemen berhasil melakukan right issue dengan harga yang overvalued, untuk sementara investor ritel tidak akan merasa dirugikan ketika mereka harus rela membagi EPS mereka pada orang yang membayar sahamnya tersebut lebih mahal.


Setelah itu, dana yang di dapat dari right issue harus digunakan se-efektif mungkin untuk ekspansi atau mengakuisisi perusahaan undervalued yang mereka yakini dapan menambah keuntungan perusahaan untuk kedepannya.


Nah itulah penjelasan mengenai istilah right issue, semoga bermanfaat :)

Post a Comment (0)
Previous Post Next Post