Tips Bagaimana Cara Menggunakan Indikator Stochastic


Ibu Ayu ketemu Zaskia Gotic, yuuk belajar stochastic... hehe

Dalam dunia trading, seorang trader untuk bisa menentukan kapan waktunya beli dan kapan waktunya jual, akan sulit sekali jika tidak menggunakan sebuah alat bantu yaitu indikator.

Kamu tidak bisa menentukan jual atau beli berdasarkan feeling atau menggunakan indra ke enam, karena pasti akan merugikan diri kamu sendiri. Dengan alat bantu seperti indikator inilah yang akan mempermudah kamu untuk menentukan saat yang tepat untuk jual dan beli saham.

Indikator dalam analisa teknikal itu merupakan formula matematis yang bertujuan untuk mengetahui bagaimana kondisi pasar dan juga bisa digunaakn untuk membantu memberikan sinyal untuk jual maupun beli.

Saat ini, mungkin sudah ada ratusan bahkan ribuan indikator yang sudah dibuat, tiap indikator memiliki karakter dan juga cara penggunaannya masing-masing ya.

Lalu indikator apa sih yang paling akurat ?

Sebenarnya semua itu terantung dari gaya trading atau investasi, tingkat pengetahuan dan eksekusi si tradernya sendiri.


Nah, kali ini kita akan membongkar tips bagaimana cara menggunakan indikator stochastic.

Stochastic merupakan salah satu indikator yang paling populer dalam trading saham, karena stochastic mempunyai keunggulan tersendiri, yaitu kita bisa mengetahui suatu saham dalam kondisi jenuh beli (Overbought) atau jenuh jual (Oversold).

Stochastic sendiri mempunyai sifat untuk mengukur momentum, itulah mengapa indikator stochastic sangat ampuh untuk digunakan sebagai indikator swing trading, yang strategi utamanya adalah buy low, sell high.

Zona Overbought menandakan harga yang sudah terlalu tinggi, tanda market sudah memasuki zona overbought adalah saat kedua garis cenderung ke atas sampai melewati zona sideways, dan zona overbought juga berada di atas angka 80.

Sedangkan Zona Oversold menandakan harga yang hampr mencapai titik terendah, tanda market sudah memasuki zona oversold adalah di saat kedua garis cenderung ke bawah sampai melewati sideways yang di tengah, zona oversold itu berada di bawah angka 20.

Namun perlu diperhatikan, dalam kondisi overbought bukan berarti jadi sinyal jual dan oversold bukan berarti jadi signal buy ya.

Karena saat overbought bisa saja terjadi dalam kondisi uptrend dan setelah koreksi harga akan naik lagi, begitu juga sebaliknya kalau oversold saat kondis downtrend, setelah naik maka akan turun lagi.


Kapan kamu harus jual ?

Lakukan sell ketika kedua garis stochastic sudah memasuki zona overbought dan sudah terjadinya persilangan antara kedua garis dengan letak garis biru berada di bawah garis merah.

Kapan kamu harus beli ?

Lakukan beli ketika kedua garis stochastic sudah memasuki zona oversold dan sudah terjadinya persilangan antara kedua garis dengan letak garis biru berada di atas garis merah.

Ada 4 area penting di dalam stochastic :

1. Area di atas 80 adalah Overbought
2. Area 50 - 80 adalah Middle to Overbought
3. Area 20 - 50 adalah Middle to Oversold
4. Area di bawah 20 adalah Oversold


Ada beberapa 6 kondisi stochastic yang perlu kamu pahami, yaitu

1. Bull turn over

Kondisi bull turn over adalah ketika garis biru berada di atas garis merah dengan arah mengarah ke atas, pada saat kondisi ini, maka harga cenderung naik.

2. Bear turn over

Bear Turn Over terjadi ketika garis merah berada di atas garis biru dengan arah yang mengarah ke atas, maka pada kondisi ini harga cenderung turun.

3. Bull confirmation

Bull confirmation adalah kondisi ketika harga berhasil break high dan stochastic memantul ke atas dari area 50, maka pada kondisi ini harga saham cenderung akan melanjutkan kenaikan.

4. Bear confirmation

Bear confirmation terjadi ketika harga mengalami break low dan stochastic memantul ke bawah dari area 50, maka pada kondisi ini harga saham cenderung akan melanjutkan penurunan.

5. Bull divergences

Bull divergences terjadi ketika garis merah berada di bawah area 20 dan stochastic membentuk 2 poin low yang naik (higher low), sementara harga bergerak turun. Kondisi ini mengindikasikan bahwa tren turun semakin melemah dan berpotensi terjadi penguatan harga saham.

6. Bear divergence

Bear divergence terjadi ketika garis merah berada di atas 80 dan stochastic membentuk 2 puncak yang menurun (lower high), sementara harga terus naik lebih tinggi. Pada kondisi ini mengindikasikan bahwa tren naik semakin melemah dan berpotensi terjadi pembalikan arah harga menjadi turun.

Nah itulah tips bagaimana cara menggunakan indikator stochasic, semoga bermanfaat.
Post a Comment (0)
Previous Post Next Post